Tradisi Bantengan di Jawa Timur, Apa Itu?

Tradisi bantengan di Jawa Timur mungkin tidak asing ditelinga, tradisi yang identik dengan atraksi pencak silat dan roh nenek moyang ini masih dapat ditemukan hingga saat ini. Oh ya untuk kalian yang mungkin gak berasal dari jawa timur atau arek-arek jawa timur tapi gak tau apa itu bantengan simak nih penjelasan mimin…
Asal usul Bantengan
Bantengan diyakini merupakan tradisi peninggalan dari kerajaan singosari hal ini berdasarkan pada relief situs Candi Jago yang berada di kec. Tumpang kab. Malang. Kemudian Kesenian tradisional ini berlanjut pada masa penjajahan oleh Kolonial Belanda terdapat seorang tokoh bernama Mbah Siran yang membuat topeng Bantengan dari tanduk banteng di Desa Claket Kecamaten Pacet Kabupaten Mojokerto. Pada masa Orde Lama Kesenian Tradisional Bantengan bermunculan di berbagai daerah pegunungan di Jawa Timur. Pada saat ini kesenian Bantengan berkembang pesat di berbagai Kabupaten/Kota, antara lain Kabupaten Mojokerto, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Pasuruan.
Jadi, Bantengan itu..
Yups… Bantengan yaitu sebuah seni pertunjukan yang menggabungkan antara tarian, musik, seni bela diri, serta mantra-mantra magis yang biasanya digunakan untuk mengundang arwah leluhur. Kesenian ini biasanya digunakan untuk memeriahkan acara 17 agustusan, pernikahan, bahkan suroan. Acara ini banyak diminati oleh anak-anak muda baik itu masyarakat lokal, masyarakat sekitar, bahkan turis sekalipun. Berdasarkan kesaksian narasumber kami yang merupakan warga asli kota Batu, biasanya sebelum Bantengan dimulai akan ada ritual mencari arwah leluhur yang biasanya disebut punden.
Punden adalah sosok orang pertama yang melangkahkan kaki pertama kali membuka desa, sebelum akhirnya menjadi pemukiman warga. Punden memiliki peran yang vital dalam acara bantengan, karena Pundenlah yang memanggil arwah banteng, singa, dan monyet, serta memiliki kontrol penuh menjaga situasi tetap kondusif selama bantengan berlangsung. Para peserta Bantengan tidak diperkenankan mabuk dan berbuat maksiat lain sebelum beraksi. setelah itu lalu pemain bantengan akan bertransformasi dan melakukan atraksi-atraksi dari menghirup asap menyan, memakan dupa, bahkan memakan serpihan kaca. Namun seiring berjalannya waktu beberapa padepokan telah menghilangkan atraksi memakan serpihan kaca dikarenakan dianggap terlalu berbahaya.
Emang masih banyak yang nonton?
Eitts… Hingga saat ini Tradisi Bantengan di Jawa Timur masih banyak digemari oleh masyarakat semua golongan lohh, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Narasumber mengatakan hingga saat ini pemuda sekitar masih antusias untuk berlatih kesenian ini. Selain itu, antusiasme penonton terbukti ketika festival 1000 banteng di Kota batu diselenggarakan. Acara yang rutin diadakan setiap setahun sekali ini selalu ramai oleh pengunjung, terlebih tahun ini diadakan kembali setelah 2 tahun vakum karena pandemi. Karnaval 1000 banteng pada tahun ini dimeriahkan oleh sekitar 50 kelompok seni bantengan dari Malang Raya dan daerah lainnya. Masing-masing kelompok seni bantengan terdiri sekitar 30 orang dan jika ditotal ada 1500 peserta.
Selain festival 1000 banteng, bantengan juga bisa kita ditemui ketika acara suroan dan pernikahan. Tidak ada perbedaan antara bantengan yang diselenggarakan diacara pernikahan dengan bantengan yang ada saat suroan. Bantengan pada acara pernikahan biasanya diadakan oleh panitia pernikahan itu sendiri. Pagelaran Bantengan diiringi dengan musik gamelan dan orkes. Kemudian pemain Bantengan muncul dan menari di tengah penonton. Bagian yang senantiasa ditunggu yaitu ketika pemain Bantengan ini kesurupan atau biasa disebut atraksi kalapan, pada aktrasi tersebut pemain biasanya akan dipecut namun pemain tersebut tidak akan merasakan sakit sedikitpun. Meskipun terlihat mengerikan namun hal ini tidak membahayakan pemain karena sudah dilakukan oleh orang profesional.
Terus manfaatnya apa dong…
Bantengan merupakan ajang masyarakat terutama warga kota Batu dalam mengenalkan budayanya di media luas. Selain itu juga diutarakan oleh narasumber bahwa bantengan ini telah lama menjadi ajang menjalin sillaturrahmi, menghormati arwah leluhur, serta melestarikan budaya. Bantengan juga dapat meningkatkan perputaran ekonomi bagi pedagang-pedagang ataupun bagi pegiat seni. Selain dapat meningkatkan ekonomi, bantengan juga dapat menjadi ajang untuk mencari pasangan bagi kalian yang masih sendirian wkwkwk..
Posting Komentar untuk "Tradisi Bantengan di Jawa Timur, Apa Itu?"