![]() |
Program Adiwiyata SMKN 1 Kraksaan |
ABSTRAK
Tujuan dari best practice ini yaitu mengetahui: (1)
Pengembangan lingkungan sekolah yang mencakup: Penataan dan Pengembangan
Lingkungan Sekolah dengan Program Unggulan Adiwiyata Sekolah; dan (2)
Pencapaian standar nasional pendidikan melalui penguatan manajemen lingkungan
sekolah yang mencakup: Penataan dan Pengembangan Lingkungan Sekolah dengan
Program Unggulan Adiwiyata Sekolah. Metode pemecahan masalah dilakukan melalui
langkah-langkah yang digunakan melalui empat tahap kegiatan yaitu: (1)
perencanaan program, (2) sosialisasi program, (3) pelaksanaan program, dan (4)
evaluasi program.
Berdasarkan
temuan dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) Pengembangan lingkungan sekolah
yang mencakup: Penataan dan Pengembangan Lingkungan Sekolah dengan Program
Unggulan Adiwiyata Sekolah berhasil dan berjalan efektif dan efisien; dan (2)
Tercapainya standar nasional pendidikan melalui penguatan manajemen lingkungan
sekolah yang mencakup: Penataan dan Pengembangan Lingkungan Sekolah dengan
Program Unggulan Adiwiyata Sekolah. Program ini dilaksanakan mulai tahun
pelajaran 2013/2014, dengan nmenggunakan format daftar kegiatan Adiwiyata dan
format laporan kegiatan Adiwiyata kinerja layanan bisa dilihat terjadinya
peningkatan kinerja dan produktfitas layanan khusus yang pada gilirannya
meningkatkan standar nasional pendidikan.
Rekoemndasi
yang dapat dikemukakan yaitu: (1) Perlu penanam bunga, dan diperlukan kerjasama
guru, siswa dan TAS; (2) Untuk perawatannya perlu di sediakannya kran untuk
penyiraman bunga; (3) Perlu penambahan pompa air untuk pemenuhan kebutuhan air
dalam perawatan’ (4) Perlu ditingkatkan program bersama dan perawatan secara
berkala yaitu program “JUMSIH”; (4) Di sediakannya tulisan agar lebih mencintai
taman; (5) Diperlukan kerjasama dengan pihak luar agar Adiwiyata dapat berjalan
dan berhasil dengan baik; (6) Perlu kerjasama dengan guru, utamanya mata
pelajaran Geografi dan Biologi yang memanfaatknan lingkungan sebagai bahan
ajar; dan (7) Perlu disediakan lahan untuk pembibitan.
Kata kunci: Standar nasional pendidikan,
penataan lingkungan fisik sekolah, pengembangan lingkungan
psikologis-sosial-kultural sekolah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah
merupakan instansi pendidikan yang di dalamnya terdapat siswa, guru dan tenaga
administrasi sekolah (TAS). Lingkungan kerja yang aman dan nyaman dibutuhkan
agar produktifitas kepala sekolah, guru, TAS, dan peserta didik mampu meningkatkan
tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan manajemen lingkungan
sekolah yang memadai. Lingkungan sekolah memberikan pengaruh yang besar dalam
pembentukan berbagai sifat, sikap, perasaan, pemikiran, dan unsur psikologis
lainnya (Suwarni dkk, 2011).
Saat itu SMKN 1
Kraksaan memiliki luas 10090 m2 dan sepertiga dari luas tanah tersebut
merupakan lahan atau hamparan tanah yang kosong dengan kondisi sekolah yang
gersang, kering dan panas. Kondisi tersebut menyebabkan guru dan peserta didik kurang
nyaman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Padahal sekolah merupakan sumber
inspirasi anak. Inspirasi ini bisa muncul kapan saja saat mereka masuk gerbang
sekolah, saat istirahat dan lain-lainnya. Kondisi inilah yang mendorong
munculnya ide program unggulan Adiwiyata sekolah.
Untuk mendukung
efektifitas kinerja tenaga administrasi sekolah, diperlukan kualifikasi
pendidikan TAS yang memadai, sebab kuaifikasi pendidikan berpengaruh terhadap
kesadaran pentingnya arti sebuah produktifitas. Hal ini selaras dengan pendapat
Ningrum, Sunuharyo, dan Hakam (2013:1) bahwa pendidikan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja. Di SMKN 1 Kraksaan masih terdapat petugas SMK/SMA dan ini sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan adiwiyata dengan dukungan mereka untuk
menyukseskan kegiatan adiwiyata disekolah kami.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah best practice ini yaitu:
1. Bagaimana
pengembangan lingkungan sekolah yang mencakup: Penataan dan Pengembangan
Lingkungan Sekolah dengan Program Unggulan Adiwiyata Sekolah?
2. Bagaimana
pencapaian standar nasional pendidikan melalui penguatan manajemen lingkungan
sekolah yang mencakup: Penataan dan Pengembangan Lingkungan Sekolah dengan
Program Unggulan Adiwiyata Sekolah?
C. Tujuan
Tujuan dari best practice ini
yaitu mengetahui:
1.
Pengembangan
lingkungan sekolah yang mencakup: Penataan dan Pengembangan Lingkungan Sekolah
dengan Program Unggulan Adiwiyata Sekolah.
2. Pencapaian
standar nasional pendidikan melalui penguatan manajemen lingkungan sekolah yang
mencakup: Penataan dan Pengembangan Lingkungan Sekolah dengan Program Unggulan Adiwiyata
Sekolah.
D.
Manfaat
Manfaat yang di peroleh dalam penulisan best
practice ini, yaitu:
1. Sekolah, terciptanya kondisi Penataan dan Pengembangan
Lingkungan Sekolah dengan Program Unggulan Adiwiyata Sekolah yang kondusif.
2.
Kepala sekolah, dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan penilaian kinerja tenaga administrasi
sekolah.
3. Guru dan peserta didik, dapat menggunakan
lingkungan fisik sekolah dan pengembangan lingkungan psikologis-sosial-kultural
sekolah yang kondusif untuk proses pembelajaran.
4.
Kepala tata usaha: tolok ukur tingkat
ketercapaian kompetensi manajerial kepala tata usaha.
5.
Masyarakat: meningkatkan antusias orang
tua untuk menyekolahkan anaknya di SMKN 1 Kraksaan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Standar Nasional Pendidikan
Standar nasional pendidikan merupakan
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Fungsi standar nasional pendidikan yaitu sebagai
dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Tujuan standar nasional yaitu
menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Triwiyanto (2014:108) menyatakan
standar nasional pendidikan dijadikan sekolah untuk menentukan aktivitas dan
perbaikan-perbaikan program untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah
itu diperlukan kerja sama semua warga sekolah (pendidik, peserta didik, kepala
sekolah, dan tenaga kependidikan) dan pihak-pihak di luar sekolah yang ada
kaitannya dengan sekolah (orang tua, dinas pendidikan, yayasan, pusat kesehatan
masyarakat, dan lain-lain). Kerja sama tersebut harus dipupuk dan dibina untuk
mencapai sumbangan yang optimal dalam mencapai tujuan sekolah. Hubungan atau
kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan berbagai aspeknya ini dapat
dipandang sebagai layanan manajemen pendidikan yang diberikan sekolah.
Tujuan diadakannya layanan manajemen
sekolah yaitu mengoptimalkan kinerja setiap substansi untuk mencapai tujuan
pendidikan yang sudah ditentukan. Suharsimi dan Yuliana (2012:6) menyebut
substansi manajemen sekolah ini dengan istilah bidang garapan, betapapun
kecilnya suatu organisasi pendidikan, tentu memiliki unsur-unsur bidang
garapan/substansi itu. Hanya proporsi dari masing-masing unsur tersebut saja
yang tidak sama. Unsur-unsur substansi/garapan itu meliputi (1) layanan
kurikulum dan pembelajaran; (2) layanan peserta didik; (3) layanan pendidik dan
tenaga kependidikan; (4) layanan keuangan pendidikan; (5) layanan sarana dan
prasarana; dan (6) partisipasi masyarakat. Purwanto (2009:14) menyatakan bahwa
semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika
pelaksanaannya melalui proses-proses yang terdapat dalam unsur-unsur
substansi/garapan garapan tersebut.
B. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah berperan besar
terhadap transmisi budaya dari guru kepada peserta didik. Triwiyanto (2014:66)
menyatakan transmisi budaya masyarakat terjadi salah satunya di sekolah,
tentunya budaya yang dianggap baik dan mencerminkan nilai-nilai masyarakat.
Transmisi budaya terjadi melalui materi-materi dan contoh-contoh dalam proses
pembelajaran di sekolah (Juharyanto, 2014). Selain itu
perjumpaan peserta didik dengan peserta didik lainnya, peserta didik dengan
pendidik/guru, atau peserta didik dengan lingkungan sekolah juga merupakan
media transmisi budaya.
Intensitas peran atau aktivitas
pendidikan akan membesar atau mengecil tergantung lingkungan sekolah yang
memengaruhinya. Lingkungan sekolah tersebut memberikan kontribusi terhadap
perkembangan peserta didik, walaupun dengan kadar yang berbeda. Pasya berpendapat
(2008:2) lingkungan adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, kekuatan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
menentukan perikehidupan manusia serta kesejahteraan manusia dan mahluk hidup
lainnya.
Manajemen lingkungan sekolah dapat
dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan yaitu: (1) perencanaan program, (2)
sosialisasi program, (3) pelaksanaan program, dan (4) evaluasi program
(Direktorat PSD Kemdikbud, 2013:44). Usaha mencapai tujuan manajemen lingkungan
sekolah tersebut tidak bisa dilepaskan dari perilaku manusia dalam kegiatannya
sebagai subyek dan obyek. Usman (2010:13) menyatakan bahwa secara filosofis,
perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi
(konteks organisasi), dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik
secara sediri-sendiri maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan
lingkungan eksternalnya. Interaksi keempat faktor tersebut yang mempengaruhi
perilaku pengelola pendidikan.
BAB III
METODE PEMECAHAN
MASALAH
Pemecahan masalah meliputi dua hal yaitu: (1) pengembangan lingkungan
sekolah yang mencakup: Penataan dan Pengembangan Lingkungan Sekolah dengan
Program Unggulan Adiwiyata Sekolah dan (2) pencapaian standar nasional
pendidikan melalui penguatan manajemen lingkungan sekolah dalam bentuk program Adiwiyata
sekolah. Langkah-langkah yang digunakan melalui empat tahap kegiatan yaitu: (1)
perencanaan program, (2) sosialisasi program, (3) pelaksanaan program, dan (4)
evaluasi program.
1.
Perencanaan
Program
Dalam perencanaan penyemaian budaya dan
pengaturan lingkungan sekolah perlu dirumuskan terlebih dahulu target atau
sasarannya. Kemudian menyusun program
dan menentukan strategi mencapai tujuan/target. Profil budaya dan
lingkungan sekolah yang diharapkan perlu dinyatakan dengan tegas. Program yang
dibuat digolongkan menjadi dua program, yaitu program penataan lingkungan
sekolah (utamanya fisik), dan program pengembangan lingkungan psikologis-sosial-kultural
sekolah.
2.
Sosialisasi
Program
Sosialisasi program budaya dan
lingkungan sekolah dilakukan melalui bebsarapa cara: (a) Sosalisasi program
kepada guru, ini dimaksudkan agar budaya dan lingkungan sekolah diketahui oleh
pendidik sebagai pedoman berperilaku dan pemberian teladan kepada peserta
didik. Guru adalah pelaku utama pembinaan dan pengembangan budaya dan
lingkungan sekolah. Melalui pembelajaran, pembiasaan dan keteladanan guru,
penyemaian budaya dan penciptaan lingkungan yang kondusif di sekolah dapat
terealisasi; (b) Sosialisasi kepada peserta didik. Bertujuan menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya peran peserta didik dalam implementasi pembinaan
dan pengembangan budaya dan lingkungan sekolah. Dengan disosialisasikannya
program tersebut, maka peserta didik diharapkan lebih aktif dalam
mengimplementasikannya; (c) Sosialisasi melalui pemasangan poster, baliho, dan
spanduk. Pemasangan dilakukan di tempat strategis, (d) sosialisasi kepada orang tua siswa SMKN 1 Kraksaan
untuk mendapatkan dukungan program Adiwiyata.
3.
Pelaksanaan
Program
Langkah-langkah yang dilakukan sekolah
kaitannya dengan pelaksanaan program yaitu: (a) Membentuk tim pengembang
lingkungan sekolah yang terdiri atas kepala sekolah, guru, komite sekolah, tenaga
administrasi sekolah, wakil orang tua dan wakil peserta didik; (b) Menyusun
deskripsi tugas tim; (b) Tim yang dibentuk menyusun target kegiatan, menyusun
program kegiatan, menyusun strategi pelaksanaan program, memilih dan menyusun
alat dan strategi pengawasan; (c) Melaksanakan program sesuai rambu-rambu yang
telah dirumuskan; dan (d) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program secara
bertahap.
Untuk merealisasikan program, tim
pengembang menyusun program jangka panjang, menengah dan pendek bagi pembinaan
dan pengembangan budaya dan lingkungan sekolah. Program jangka panjang,
menengah dan pendek berisi jabaran
tentang:target jangka panjang, kegiatan jangka panjang, strategi pelaksanaan
jangka panjang, dan evaluasi program jangka panjang.
4.
Evaluasi
Program
Implementasi,
pembinaan, pengembangan budaya dan lingkungan sekolah dilakukan secara terus
menerus. Implementasinya dimonitor terus menerus untuk diketahui kendalanya dan
faktor pendukungnya. Tujuan evaluasi implementasi budaya dan lingkungan sekolah
yaitu: (1) mengetahui ketercapaian target yang telah ditetapkan; (2) mengetahui
target yang sudah dan belum tercapai; (3) mengetahui faktor penghambat
ketercapaian target; (4) mengetahui upaya yang sudah dilakukan dalam rangka
mengatas kendala; (5) mengidentifikasi unsur rencana dan pelaksanaan program
yang perlu diperbaiki dan dikembangkan sehingga diperoleh hasil yang lebih
optimal untuk saat yang akan datang.
Adiwiyata
dilakukan melalui langkah-langkah ketersediaan bangunan sekolah yang sehat,
lapangan bermain, pepohonan rindang, sistem sanitasi dan sumur resapan air,
tempat pembuangan sampah, dan lingkungan sekitar sekolah yang mendukung.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN PROGRAM
A. Pelaksanaan Program
Adiwiyata merupakan kegiatan menyediakan fasilitas ketersediaan
bangunan sekolah yang sehat, lapangan bermain, pepohonan rindang, sistem
sanitasi dan sumur resapan air, tempat pembuangan sampah, dan lingkungan
sekitar sekolah yang mendukung. Kondisi tersebut selain berfungsi sebagai
pendukung keasrian dan keindahan sekolah, juga berfungsi sebagai pendukung
keterlaksanaan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Adiwiyata merupakan
salah satu kegiatan 7 k yang menjadi salah satu tanggung jawab Layanan khusus
yaitu keamanan, kebersihan, keimanan kekeluaargaan, kerindangan,kerapihan,
keindahan.
Untuk mendukung keberhasilan program Adiwiyata sekolah,
terdapat beberapa hal (sub program) yang secara serius dikembangkan, antara
lain: (1) Peningkatan kompetensi kinerja petugas layanan khusus (tukang kebun dan
petugas kebersihan); (2) Menyusun langkah-langkah pelaksanaan program Adiwiyata
sekolah; (3) Melibatkan pihak-pihak terkait, baik dari dalam dan luar sekolah
dalam mendukung keberhasilan program Adiwiyata sekolah; dan (4) Melakukan evaluasi dampak keberhasilan program Adiwiyata
sekolah terhadap ketercapaian 8 Standar minimal pendidikan.
Selanjutnya diuraikan masing-masing subprogram di atas
secara rinci sebagai gambaran dukungannya terhadap ketercapaian program Adiwiyata
sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja petugas layanan khusus yang secara
simultan berdampak pada tingginya keberhasilan program pendidikan dan
pembelajaran di SMKN 1 Kraksaan.
Pelaksanaan program Adiwiyata ini dilaksanakan dalam jam kerja
yaitu dimulai pukul 09.00 s/d pukul 14.00 WIB (PP 53 tahun 2010). Sehingga,
dari segi kuantitas waktu, praktis membuat SDM ini tercapai dalam kehadiran di
sekolah yaitu pekerjaan dimulai sore pkl 04.00 s/d pkl 05.00 dilanjutkan
membersihkan halaman sekolah pagi hari dimulai pukul 05.30 s/d pukul 06.30. Dapat
disimpulkan bahwa SDM ini telah memenuhi jam kerja dalam melaksanakan tugasnya
yaitu 7 jam dalam sehari. Untuk mengukur peningkatan kinerja petugas layanan
khusus melalui program unggulan Adiwiyata ini disediakan format daftar hadir
yang dipakai sebagai acuan penilaian keaktifan petugas layanan khusus di
sekolah.
Di sediakan pula format laporan kegiatan sebagai acuan
penilaian seberapa tinggi produktifitas tenaga layanan khusus di SMKN 1
Kraksaan Probolinggo mengalami peningkatan.
Sebelum pembahasan program Adiwiyata sekolah dalam forum
rapat koordinasi, hal yang dilakukan adalah pendekatan dengan petugas layanan
khusus. Sebagai kepala TAS, saya
mendedikasikan diri minimal 3 kali dalam seminggu untuk hadir di sekolah pukul
05.30 untuk menemani penjaga sekolah, petugas kebersihan dalam melaksanakan
tugasnya.
Perhatian yang
ditunjukkan ini ternyata memberi semangat baru pada petugas
layanan khusus hal ini terbukti adanya peningkatan komunikasi, sharing saat rapat koordinasi,
memberi masukan bahkan kritikan tentang Kepala TAS dan kebijakan sekolah,
keterbukaan inilah yang membuat Kepala Tas memberanikan diri untuk menyampaikan
gagasan ini.
Koordinasi tiap 2 bulan sekali dilaksanakan dalam forum
baik dalam kondisi formal maupun informal, bahasa dan komunikasi yang digunakan
juga bahasa ringan, lokasi rapat sering dilakukan di luar kantor, misalnya di
rumah makan dan tempat wisata. Keterbukaan, kekompakan inilah yang memberanikan
diri untuk menyampaikan gagasan atau program Adiwiyata sekolah. Dengan
keterbukaaan, kekompakan tim inilah yang meyakinkan diri saya untuk
menyampaikan program Adiwiyata ini. Secara bersama-sama program ini dibahas
untuk pengajuan proposal yang berisikan latar belakang, tujuan, pembiayaan,
sampling Adiwiyata dan manfaatnya.
Dalam rangka disetujuinya program ini, pendekatan yang
dilakukan Kepala TAS terhadap semua komponen yang ada di sekolah diantaranya:
1.
Meningkatkan kedisiplinan kerja sebagai
kepala tata usaha.
2.
Kepala tata usaha merupakan sosok atau
figur khususnya bagi pelaksana urusan dan layanan khusus.
3.
Menunjukkan peningkatan etos kerja.
4.
Bekerja sesuai dengan aturan, tata
tertib dan perundang-undangan yang berlaku, memberikan lapuran data yang cepat
dan akurat.
5.
Terlibat dalam berbagai program
pengembangan sekolah.
6.
Dengan kinerja yang baik mampu
menunjukkan sosok terdepan dalam setiap permasalah yang dihadapi sekolah.
7.
Selalu mengupayakan hasil kerja yang
bermutu, menunjukkan rasa percaya diri, selalu berinovasi, dan menunjukkan rasa
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
Dengan kedisplinan, loyalitas dan
kekompakan TAS SMKN 1 Kraksaan meyakinkan kami untuk mengajukan gagasan ini ke
pimpinan yaitu kepala Sekolah.
Bulan Mei 2013 merupakan awal kami
menyampaikan gagasan ini, hal ini kami lakukan karena pada bulan Juni 2013 RKAS
tahun ajaran baru yaitu tahun pelajaran 2013/2014 sudah dibahas dan disusun
bersama. Program yang sudah kami susun merupakan program jangka panjang karena
membutuhkan pembiayaan yang besar, bukan hanya wadah taman, pengadaan tanaman
untuk penghijauan, ketersediaan air juga menjadi program yang tidak bisa
dipisahkan dengan program ini. Dengan proposal yang kami buat kepala sekolah
menyampaikan ke forum rapat Komite Sekolah. Kepala sekolah menyediakan
kesempatan pada kami untuk menyampaikan program kami. dengan presentasi yang
kami lakukan. Komite sekolah, kepala sekolah dan guru menyetujui program ini
yang tentunya dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan keuangan
Sekolah.
B.
Hasil dan Pembahasan Program
1. Pengembangan lingkungan sekolah
Laporan kegiatan Adiwiyata sekolah tiap
akhir bulan kami jadikan bahan evaluasi untuk mengukur kinerja dan
produktivitas kinerja Tas. Tak kalah penting, laporan kegiatan ini menjadi
tanggung jawab terhadap program yang kami lakukan, karena pembiayaan berasal
dari Iuran Komite Insidental (IKI), laporan pelaksanaan kegiatan harus
transparan baik dari pelaksanaanya kegiatan ataupun pembiayaannya.
Berikut dana pembuatan Adiwiyata yang
besumber dari Komite Sekolah insidental: (1) Tahun pelajaran 2013/2014 berhasil
membuat wadah/tembok taman depan kelas dana yang disetuji Komite Sekolah
Rp.10.000.000; (2) Tahun pelajaran 2014/2015 berhasil membuat wadah/tembok
taman depan kelas dana yang disetuji Komite Sekolah Rp.5.000.000; (3) Tahun
pelajaran 2015/2016 berhasil membuat wadah/tembok taman depan kantor dana yang
disetuji Komite Sekolah Rp.10.000.000; (4) Tahun 2015 pengajuan proposal
bantuan pohon jambu dan jeruk di Kantor Pertamanan Kabupaten Probolinggo didanai;
(5) Tahun pelajaran 2016/2017 berhasil membuat wadah/tembok taman depan kantor
dana yang disetuji 13.300.000; dan (6) Tahun pelajaran 2017/2018 melaksanakan pemeliharaan
dan perbaikan taman dengan jumlah dana Rp.15.000.000.
Tabel 1. Daftar Biaya Program Adiwiyata Sekolah
Tahun Ajaran
|
Jumlah IKI
|
Realisasi Program
|
Sumber Dana
|
Keterangan
|
2013/2014
|
10.000.000,-
|
Wadah/tembok
taman depan kelas
|
Iuran Komite Insidental
|
Sumbangan Sukarela
|
2014/2015
|
5.000.000,-
|
Wadah/tembok taman depan kelas dana
|
Idem
|
Sumbangan Sukarela
|
2015/2016
|
10.000.000,-
|
Wadah/tembok
taman depan kantor
|
Idem
|
Sumbangan Sukarela
|
2015/2016
|
Bantuan pohon jambu dan jeruk
|
Kantor
Pertamanan Kabupaten Probolinggo
|
Pengajuan Proposal
|
|
2016/2017
|
13.300.000,-
|
Wadah/tembok
taman depan kantor dana
|
Iuran Komite Insidental
|
Sumbangan Sukarela
|
2017/2018
|
15.000.000,-
|
Pemeliharaan dan perbaikan taman
|
Idem
|
Sumbangan Sukarela
|
Mengingat sepertiga dari lingkungan
sekolah adalah lahan kosong, dengan luas sekitar 8.000 m2 dan untuk
mempercepat program Adiwiyata sekolah, kami sampaikan dalam forum rapat dinas
sekolah bahwa program ini akan cepat terwujud sesuai dengan harapan bersama,
perlu tindak lanjut dan dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, diantaranya:
1.
Perlu penanam bunga, dan diperlukan
kerjasama guru, siswa dan TAS untuk secara bersama sama menanam bunga di taman.
Pembuatan taman depan kelas ini bertahap dengan segera dilaksanakan program
penanaman bunga secara serentak di taman yang sudah tersedia maka proses
berkembangnya tanaman lebih cepat sambil menunggu diselesaikannya taman yang
lainnya.
2.
Untuk perawatannya perlu di sediakannya
kran untuk penyiraman bunga di setiap taman. Hal ini untuk mengantisipasi musim
kemarau tentunya penyiraman bunga harus lebih sering dilakukan untuk menjaga
kesuburan tanaman
3.
Perlu penambahan pompa Air untuk
pemenuhan kebutuhan air dalam perawatan taman. Jumlah siswa sekitar 1200 siswa
dengan I unit ketersediaan pompa air ditambah dengan pengadaan taman di tiap
depan kelas yaitu 37 ruang kelas tentunya tidak mencukupi kebutuhan air untuk
penyiraman bunga sehingga perlu dibangunnya lagi I unit pompa air.
4.
Perlu ditingkatkan program bersama dan
perawatan secara berkala yaitu program “JUMSIH” yaitu Jumat bersih, dan ini di
awali tahun pelajaran 2014/2015. Program ini bertujuan untuk merawat tanaman,
merapikan, membersihkan rumput dan tanaman liar yang tumbuh di dalam taman.
5.
Disediakannya tulisan agar lebih
mencintai taman, misalnya “Indah tamanku senang hatiku” dan “Tamanku sumber
inspirasiku”. Dengan disediakan ini tentukan membuka cakrawala baru yang
diharapkan mampu menumbuhkan inspirasi dan inovasi dari siswa dalam proses
pembelajaran.
6.
Diperlukan kerjasama dengan pihak luar
agar Adiwiyata ini bisa terwujud dengan cepat. Kami Tahun 2015 pengajuan
Proposal bantuan pohon jambu dan jeruk di Kantor Pertamanan Kabupaten Probolinggo. Lingkungan yang luas dan banyak lahan yang masih kosong ini
diperlukan tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan ajar dalam rangka
mendukung proses pembelajaran.
7.
Untuk memaksimalkan Adiwiyata perlu
kerjasama dengan guru, utamanya mata pelajaran Geografi dan Biologi yang memanfaatknan
lingkungan sebagai bahan ajar. Selama 5 tahun program ini dilaksanakan, tanaman hias, penghijauan telah tumbuh besar
bisa dimanfaatkan sebagai bahan ajar sehingga hasil unjuk kerja siswa
mencangkok, stek dan lainnya bisa mempercepat penambahan tanaman hias untuk
ditanam di lingkungan sekolah
8.
Perlu disediakan lahan untuk
pembibitan. Lahan pembibitan ini bertujuan untuk menampung hasil kerja siswa
dan praktek penanaman yang dilakukan siswa.
Program
Adiwiyata merupakan program unggulan jangka panjang TAS di SMKN 1 Kraksaan.
Program ini kami laksanakan mulai tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan
format daftar kegiatan dan format laporan kegiatan Adiwiyata kinerja layanan sebagai
instrumen monitoring dan evaluasi peningkatan kinerja dan produktfitas layanan
khusus.
Hasil yang dicapai dari program Adiwiyata
sampai dengan saat ini ialah:
a.
Dedikasi dan rasa percaya diri sebagai
tukang kebun dan layanan khusus meningkat.
b.
Pemenuhan jam kehadiran layanan khusus
yaitu 7 jam setiap hari.
c.
Pemberian insentif dalam pengerjaan taman
meningkatkan kesejahteraan layanan khusus.
d.
Tenaga Administrasi Sekolah diberi
kewenangan mengkondisikan proses awal pembelajaran.
e.
Loyalitas Tenaga Administrasi Sekolah mampu
mengurangi keterlambatan kehadiran guru.
f.
Pembiasaan siswa program ‘JUMSIH” yaitu
Jumat Bersih
g.
Guru memanfaatkan taman sebagai bahan
ajar seperti mencangkok, stek dan pembelajaran penanaman.
h.
Pembelajaran menyenangkan dilakukan
diluar kelas.
i. SMKN 1 Kraksaan sering digunakan
sebagai tempat kegiatan baik kegiatan tingkat kecamatan, Kabupaten maupun
tingkat provinsi.
j. Sekolah tingkat SMKN 1 Kraksaan wilayah kabupaten probolinggo konsultasi tentang program kerja Tenaga Administrasi Sekolah dan pola kinerja
layanan khusus
k.
Menelurkan rencana jangka panjang pada
tahun 2016/2017 SMKN 1 Kraksaan yaitu sekolah Adiwiyata.
2.
Dampak
program terhadap Ketercapian 8 standar pendidikan
Program
penataan lingkungan melalui program unggulan Adiwiyata sekolah ternyata
memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja 8 standar pendidikan. Penyusunan
dan pengembangan silabus untuk beberapa mata pelajaran (mapel) tertentu,
misalnya materi lingkungan hidup pada mapel Geografi dan pencangkokan tanaman
pada mapel Biologi dintegrasikan dengan potensi yang tersedia di taman sekolah.
Pembelajaran menjadi semakin menyenangkan, bahkan untuk evaluasi mapel Seni
dapat dilakukan di taman sekolah dan memanfaatkan view taman. Komitmen
pendidik dalam pemanfaatan taman sebagai sumber belajar, mampu meningkatkan
kesadaran mereka untuk turut serta menjaga, memelihara, dan merawat taman
sekolah.
Meningkatnya
komitmen pendidik juga diiringi oleh semakin tingginya komitmen TAS. Budaya
keterbukaan dalam pengelolaan program Adiwiyata sekolah, berdampak lebih luas
terhadap pengelolaan program secara keseluruhan. Demikian juga dengan standar
pembiayaan, program Adiwiyata didukung oleh komite sekolah melalui IKI.
Ringkasnya,
terdapat peningkatan kinerja secara signifikan sebagai dampak dari program Adiwiyata
sekolah. Berikut gambar sebelum dan sesudah program Adiwiyata dilakukan.
a. Sebelum Program adiwiyata
b. Gambar Sesudah Program Adiwiyata
Gambar . Kondisi sebelum dan sesudah program Adiwiyata Sekolah
C.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung program yaitu: (1) ketersediaan
lahan untuk dikelola lebih lanjt menjadi lingkungan fisik sekolah; (2) keseuaian
program dengan Adiwiyata yang juga menjadi unggulan sekolah; (3) kemampuan
sekolah dalam memberikan insentif kepada tenaga administrasi sekolah terkait
dengan program; (4) dukungan dan kesesuaian visi, misi, dan program sekolah
dengan program ini; dan (5) dukungan dari warga sekolah dan masyarakat terhadap
program ini.
Sementara itu, faktor penghambatnya
yaitu: (1) masih kurang matangnya tahapan perencanaan program, terutama dampak
psikolgis, sosial, dan kultural yang perlu dibuat lebih terarah dan terukur
lagi; (2) sinkronisasi jadwal penanaman bunga antara guru, peserta didik, dan
tenaga administrasi yang perlu di tata kembali; (3) perluasan jaringan kurang
maksimal dilaksanakan; (4) sosialisasi kurang maksimal dilaksanakan, terutama
kepada masyarakat; dan (5) bibit tanaman masih terbatas.
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas
dapat disimpulkan:
1.
Pengembangan
lingkungan sekolah yang mencakup: Penataan dan Pengembangan Lingkungan Sekolah
dengan Program Unggulan Adiwiyata Sekolah berhasil dan berjalan efektif dan
efisien.
2. Tercapainya
pecapaian
standar nasional pendidikan melalui penguatan manajemen lingkungan seklah yang
mencakup: Penataan dan Pengembangan lingkungan Sekolah dengan Program Unggulan Adiwiyata
Sekolah.
Baca Juga : Cara Daftar Akulaku
B. Rekomendasi
Agar pencapaian
standar nasional pendidikan melalui Penataan dan Pengembangan Lingkungan
Sekolah dengan Program Unggulan Adiwiyata Sekolah, maka rekomendasi yang dapat
dikemukakan antara lain: (1) Perlu penanam bunga, dan diperlukan kerjasama
guru, siswa dan TAS untuk secara bersama sama menanam bunga di taman; (2) Untuk
perawatannya perlu di sediakannya kran untuk penyiraman bunga di setiap taman;
(3) Perlu penambahan pompa air untuk pemenuhan kebutuhan air dalam perawatan
taman; (4) Perlu ditingkatkan program bersama dan perawatan secara berkala
yaitu program “JUMSIH” yaitu Jumat bersih; (5) Di sediakannya tulisan agar
lebih mencintai taman, misalnya “Indah tamanku senang hatiku” dan “Tamanku
sumber inspirasiku”; (6) Diperlukan kerjasama dengan pihak luar agar Adiwiyata
ini bisa terwujud dengan cepat; (76) Untuk memaksimalkan Adiwiyata perlu
kerjasama dengan guru, utamanya mata pelajaran Geografi dan Biologi yang
memanfaatknan lingkungan sebagai bahan ajar; dan (8) Perlu disediakan lahan
untuk pembibitan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Pembinaan SD. 2013. Manajemen Budaya dan
Lingkungan Berbasis Sekolah. Jakarta: Kemdikbud.
Juharyanto. (2014). Internalisasi Nilai Karakter Dalam
Membangun Kultur Organisasi Pendidikan Studi Kasus pada Sekolah Tinggi Agama
Islam Bondowoso. Jurnal Pendidikan Lentera Dinas Pendidikan Kabupaten
Bondowoso, 1(1). Retrieved from
https://www.scribd.com/doc/212222730/ Isi-Jurnal-Edisi-Perdana-14-02-2014
Ningrum, W., Sunuharyo, B.S., Hakam, M.S. 2013. Pengaruh Pendidikan Dan
Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Joint Operating Body Pertamina-PertoChina
East Java). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB). 6 (2): 1-4.
Pasya. 2008.
Lingkungan sebagai Sumber Belajar. http:file.upi.edu/ Direktori/FPIPS/jur.geografi/196103231986031gurniwankamilpasya/lnk-ajar.pdf
Dakses 5 September 2011.
Priatini, W., Latifah, M., Guhardja., S. 2008. Pengaruh
Tipe Pengasuhan, Lingkungan Sekolah, dan Peran Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan
Emosional Remaja. Jurnal Ilmu Keluarga
dan Konsumen. 1 (1): 43-53.
Purwanto, N.
2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi, A
dan Yuliana, L .2012. Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media
Suwarni, dkk.
2011. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar di Rumah terhadap
Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Penelitian
Kependidikan. Tahun 21, Nomor 2, Oktober 2011. ISSN: 0854-8323.
Triwiyanto, T. 2013. Standar
Nasional Pendidikan Sebagai Indikator Mutu Layanan Manajemen Sekolah. Jurnal
Ilmu Pendidikan. 19 (2): 84-85.
Triwiyanto, T. 2014. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, H. 2010.
Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.